Biru Tak Lagi Biru

Senja menutup hati yang kian merindu akan hadirnya anganmu disisi
Jingga menerobos pilu mencari sela-sela kesunyian yang akan padam oleh sungging senyum nestapamu
Biru tak lagi biru, namun kelabu tak seelok kelabu
Warna itu kian pudarseiring waktu..
Begitupun rasaku padamu..

Uap rasaku tlah melayang menjadi awan
Naungan api tlah engkau tanamkan dalam serentet bunga taman..
Hitam kelam, itulah yang engkau tampakkan sekarang
Sudah kubilang..
Biru tak lagi biru, namun kelabu tak seelok kelabu.

Terror cintamu !! menjerit tak terkendali..
Petir menangis membentuk lingkar syaitan tak terputus
Mengerikan..bak padang tandus yang terhunus pedang tak bertuan
Hati hujan telah engkau sibakkan dengan kata api yang melayang
Ada indah taman menanti hujan, namun itu hanya semu buatan semut belaka..

Sebuah cerita angan anak TK yang tak tersampaikan pada semut jahanam tak mau terkalahkan dan tak mau tersalahkan..
Hujan hanya diam, tak mau mengobarak abrik hatimu yang tak tentu arah dan tujuan
Hujan hanya menunggu.. menunggu mawar merah nyata yang dibawa semut..

Ada poros angin tak suka
Ada pelangi tak rela
Ada semerbak burung tak menyapa..
Dan ada langit gelap tak pekat

“Sungguh dear,, hujan tak ingin merubahmu.. hujan hanya ingin memperbaiki lakumu”
(21 November 2010)

Komentar

Anonim mengatakan…
sangat menarik, terima kasih

Postingan populer dari blog ini

Menulis itu...

Bukan Acara Galau Dini Hari