Teknologi di Bidang Industri Prinsip Kerja dan Dampak Turbin Angin terhadap Lingkungan
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan
para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin
angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa
lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk
mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi
energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin.
Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensonal (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh:
batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik
Penggunaan angin untuk energi memiliki dampak lingkungan
yang lebih sedikit dibandingkan banyak sumber energi lainnya. Turbin angin
(sering disebut kincir angin) tidak melepaskan emisi yang mencemari udara atau
air (dengan sedikit perkecualian), dan mereka tidak memerlukan air untuk
pendinginan. Turbin angin juga dapat mengurangi jumlah listrik yang dihasilkan
dari bahan bakar fosil dan oleh karena itu mengurangi jumlah polusi udara,
emisi karbon dioksida, dan penggunaan air dibandingkan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.
Sebuah turbin angin memiliki jejak fisik lebih sedikit per
jumlah listrik yang dapat dihasilkan. Banyak proyek energi angin, kadang-kadang
disebut ladang angin, yang terletak di areal pertanian, penggembalaan ternak,
dan lahan hutan. Pendapatan ekstra dari turbin memungkinkan petani dan peternak
untuk mempertahankan bisnisnya dan menjaga properti mereka agar tidak digunakan
untuk keperluan lainnya (non agro).
Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa perubahan iklim disebabkan
oleh emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia dam penggunaan energi angin
dapat membantu menguranginya.
Turbin angin memang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan, tetapi dampak negatif bisa diseimbangkan dengan kebutuhan kita akan
listrik; dampak lingkungan dengan menggunakan angin untuk energi secara
keseluruhan relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya untuk
membuat listrik.
Turbin angin modern adalah mesin yang sangat besar, dan
beberapa pihak tidak suka mengenai dampak visual mereka pada lanskap. Ada
beberapa turbin angin yang terbakar, bahkan ada cairan pelumas yang bocor,
meskipun hal ini relatif jarang. Beberapa pihak tidak menyukai suara yang
ditimbulkan oleh baling-baling turbin angin.
Beberapa jenis turbin angin dan proyek energi angin
menyebabkan kematian burung dan kelelawar. Namun cara untuk mengurangi dampak
dari turbin angin pada burung dan kelelawar terus diliti.
Sebagian besar proyek pembangkit listrik tenaga angin di
darat juga membutuhkan jalan dan sarana transportasi yang menambah dampak fisik
terhadap lingkungan. Memproduksi logam dan bahan lainnya di turbin angin, dan
beton untuk pondasi juga memerlukan penggunaan energi, yang mungkin berasal
dari bahan bakar fosil.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa turbin angin
menghasilkan listrik yang lebih bersih pada masa operasi mereka dibandingkan
jumlah yang setara dengan energi yang digunakan untuk membuat dan menginstal
mereka.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin
angin dengan diameter kipas r adalah :
dimana rho (p) adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan (v) adalah kecepatan angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah
energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir
digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat
berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari
turbin angin, yaitu :
1.
Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada
kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2.
Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu
dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada
titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak
di atasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat
putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada
generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
3.
Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan
sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi
listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator)
poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah
itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena
terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
4.
Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak
menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat
meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu
kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan
daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada
masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat
penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat
penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas
penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk
mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini
memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi,
sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh
karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.
Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut.
5.
Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan
gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC.
Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan
energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang
DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka
diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki
menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
Komentar