Keajaiban Kemarin

Assalamu'alaikum... 
Wuuaaahhh.. selamat sore...
Semangat sore.... 

Tahu kan Surat Ar-Rahman? Apa sih ayat yang sering di ulang-ulang dalam surat tersebut?

"Fabiayyi aalaaa irabbikuma tukaddzibaan"
"Mana nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Yap, ayat diatas memang sering di ulang -ulang. Pertanda bahwa ini mengingatkan para manusia bumi, bahwa nikmat mana lagi yang kita dustakan? Bukankah Allah memberi kita nikmat yang tiada terkira. Allah menciptakan bumi untuk kita tinggal, menciptakan oksigen untuk kita hirup, membuat kaki dan tangan kita bergerak sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan nikmat yang masih banyak lagi yang tak terkira. ALLAHU AKBAR.

Kemarin, saya mendapatkan nikmat bahagia yang tak terkira, :) 


  1. Awalnya geregetan gara-gara pada konvoi knalpot. Kenapa saya bilang konvoi knalpot? soalnya pada mamerin tuh knalpot yang gedhe-gedhe. Sedih dengernya, memekakkan telinga, mengganggu suasana belajar di kuliah, buat bising, polusi udara yang jelas. Boros bensin juga kan? hmmm :-( Tapi, sorenya saya ke dusbin, dusun binaan di suatu daerah terpencil nan terpelosok di Surakarta. Seneng, meski adek-adeknya pada teriak. Sama-sama berisiknya, tapi beda kan berisiknya anak-anak yang ketawa-ketiwi sama berisiknya konvoi knalpot yang g' jelas dan cenderung menghabiskan badget. :-(
  2. Diberi kejutan sama Bapak, Ibu. :-). Setelah dusbin, saya dan teman-teman diberi oleh ibu setempat nasi goreng.. yummyy.. enak, gratis. *makasih buk*. Lalu kami melanjutkan sholat berjamaah di kampus karena sudah saatnya shalat magrib. Setelah shalat magrib selesai, tiba-tiba hp saya berdering dan ternyata Ibu menelpon saya. Dengan bertanya-tanya dalam hati ada apa gerangan, saya menjawab telepon tersebut. Terdengar suara dari seberang sana.
"Assalamua'alaikum buk, wonten nopo?
"Wa'alaikumsalam, Is, kowe neng ndi?"
 "Wonten kampus niki buk."
"He? nek kampus? Ibu karo Bapak neng kosmu iki. Neng ngarep kos"
Secepat kilat saya melipat mukena dan meminta teman saya untuk mengantar saya ke kos. Secepat kilat pula saya menaiki tangga, karena memang kamar kos saya letaknya di lantai 2. Alangkah bahagia dan bersyukurnya saya, di dalam kamar saya, saya temui Bapak dan Ibuk saya ditambah lagi ada Mbah Kung (*sebutan untuk Mbah Kakung). Betapa riuh sekali hati saya menggambarkan bahwa saya bahagia tak terkira. Orang yang akhir-akhir ini saya rindukan, tiba-tiba berada di dalam kamar kos saya.
Lalu nikmat Tuhan manakah yang aku dustakann?
Aku dikucurinya dengan semua cinta dariNya. Dengan semua nikmatNya, tanpa dihitung tanpa padang bulu. Tanpa perantara, langsung seketika. Maka nikmat mana yang aku dustakan. Nikmat Allah yang Ia berikan untukku, hingga detik ini. :-) :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis itu...

Bukan Acara Galau Dini Hari